Rudi Garcia mengambil alih Napoli pada musim panas tahun 2023 menggantikan Luciano Spalletti yang membawa Napoli meraih gelar Serie A pertama mereka dalam 33 tahun. Rudi Garcia memiliki track record yang bagus, setelah sebelumnya meraih gelar Ligue 1 bersama Lille dan membawa Marseille dan Lyon mencapai semifinal Liga Europa dan Liga Champions.
Namun, masa jabatan Garcia di Napoli mengalami awal yang sulit. Napoli menjalani start yang buruk pada musim 2023-24, berada di posisi ke-5 dalam tabel Serie A dengan selisih 7 poin dari pemuncak klasemen, Inter. Ini telah menimbulkan tekanan yang meningkat pada Garcia, dengan beberapa penggemar di situs judi bola dan pakar yang sudah menyerukan pemecatannya.
Skema Monoton Napoli
Menggantikan seorang pelatih sukses bukanlah tugas yang mudah, dan hal ini terutama benar dalam situasi Napoli saat ini. Rudi Garcia, telah mengalami kesulitan dalam menandingi kesuksesan Luciano Spaletti.
Salah satu kritik terbesar terhadap masa jabatan Garcia sejauh ini adalah terlalu bergantung pada Victor Osimhen untuk mencetak gol. Meskipun penyerang Nigeria tersebut dalam performa yang sangat baik, mencetak 6 gol dalam 8 pertandingan, skema serangan Napoli menjadi terlalu monoton. Hal ini berbeda dengan filosofi Spalletti, yang menekankan pentingnya memanfaatkan ruang terbuka untuk menciptakan peluang mencetak gol.
Napoli juga mengalami kesulitan dalam pertahanan, dengan kebobolan 11 gol dalam 10 pertandingan. Salah satu alasan utamanya adalah kecenderungan Napoli untuk meninggalkan terlalu banyak ruang di antara pertahanan dan lini tengah. Hal ini memungkinkan tim lawan untuk mengeksploitasi celah tersebut dan menciptakan peluang mencetak gol.
Kerapuhan Pertahanan Napoli
Pertahanan Napoli menjadi perhatian sejak kepergian Kim Min-jae pada jendela transfer musim panas. Pemain Korea Selatan tersebut merupakan pemain kunci bagi tim musim lalu, dan kepergiannya meninggalkan kekosongan yang mencolok di jantung pertahanan.
Sementara itu, pemain yang didatangakan untuk menggantikannya, Natan, belum melakukuan debut untuk Napoli. Bek asal Brasil itu datang dari Red Bull Bragantino dengan banyak harapan, tetapi dia belum diberikan kesempatan untuk membuktikan dirinya.
Napoli terpaksa bergantung pada pasangan bek tengah sementara. Hal ini terlihat dalam pertandingan Champions League melawan Braga, di mana Napoli memainkan lima pemain belakang di akhir pertandingan untuk melindungi keunggulan.
Hal ini dilakukan tanpa kehadiran Amir Rrahmani yang diganti karena cedera otot paha. Juan Jesus dan Leo Ostigard berduet di lini pertahanan, dan meskipun cukup untuk mendapatkan hasil, jelas bahwa Napoli kekurangan kualitas di area tersebut.
Penurunan Performa Kvaratskhelia
Selain itu, Kvaratskhelia masih belum menunjukkan performa yang sama seperti musim lalu. Namun, dia masih dalam proses pulih sepenuhnya setelah absen pada akhir musim lalu dan awal musim ini. Tidak adil untuk menilainya setelah hanya empat penampilan, yang tidak satupun selama 90 menit penuh.
Rudi Garcia perlu menemukan cara untuk mendapatkan yang terbaik dari Kvaratskhelia tanpa memberikan terlalu banyak tekanan padanya. Osimhen juga membutuhkan pelayanan yang lebih baik dari rekan-rekan setimnya. Singkatnya, kedua pemain tersebut tidak dapat melakukan semuanya seorang diri.
Tantangan bagi Rudi Garcia
Jika Napoli dapat bermain lebih kompak dan rapat saat sedang tidak menguasai bola, mereka dapat menghentikan lawan dari memanfaatkan ruang yang telah mereka berikan pada awal musim ini. Meskipun mereka telah memiliki awal yang kurang memuaskan, Napoli hanya kurang satu poin dari posisi mereka pada fase yang sama musim lalu.
Pelatih Napoli, Rudi Garcia, mungkin tidak akan pernah sepenuhnya mendapatkan dukungan dari para kritikusnya, tetapi tim ini masih memiliki cukup kualitas untuk bersaing meraih gelar Serie A dan bersaing dengan tim terbaik di Eropa. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Garcia adalah kegagalan atau tidak, terlepas dari kekurangan yang sudah ditunjukkan sejauh musim ini.
